Leo Randika Jadi Narasumber di Talkshow Pesta Demokrasi TVRI

Foto: Dinas Kominfo

PANGKALPINANG – Sebagai langkah untuk mengedukasi serta menginformasikan kegiatan Pemilihan Kepala Daerah di Negeri Serumpun Sebalai yang dalam hitungan hari akan dilaksanakan, Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia Stasiun Bangka Belitung pada program acara Pesta Demokrasi, menyelenggarakan acara dialog/talkshow yang mengangkat tema Mengawal Demokrasi Bebas Hoaks di Aula Universitas Pertiba, Pangkalpinang, Jumat (8/11).

Pada acara dialog/talkshow yang disiarkan secara langsung berdurasi 120 menit itu, TVRI Stasiun Bangka Belitung merangkul pihak civitas akademika, serta masyarakat Kepulauan Bangka Belitung untuk ikut menyukseskan pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2024, dengan menghadirkan berbagai narasumber dari beberapa kalangan.

Ketua Tim Pengelolaan dan Penyediaan Informasi Dinas Kominfo Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Leo Randika, menjadi salah satu narasumber dalam acara yang dipandu oleh pembawa acara Dick Revolino dan Olin Lumbantoruan itu.

Menjawab pertanyaan dari pembawa acara terkait strategi Dinas Komunikasi dan Informatika dalam upayanya mencegah dan memerangi berita hoaks di masa pilkada ini, Leo Randika pada program dialog itu menyampaikan, memerangi hoaks memang bukan sekadar tugas temporer yang hanya dilakukan saat masa Pilkada.

“Ini memang sudah tugas dan fungsi kami di Dinas Kominfo sebagai lembaga yang berfungsi menjaga informasi yang sehat dan akurat di tengah masyarakat. Tugas ini menjadi salah satu peran penting Dinas Kominfo dalam menciptakan partisipasi publik yang cerdas dalam memahami informasi yang mereka terima sehari-hari,” jelasnya.

Dinas Kominfo Provinsi Babel juga terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi digital masyarakat, terutama melalui kampanye Babel Semakin Cakap Digital.

Kampanye ini menekankan pentingnya penguasaan empat pilar utama literasi digital, yaitu keterampilan cakap digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

“Melalui sosialisasi dan pelatihan, Diskominfo mengedukasi masyarakat agar mampu memahami, memilah, dan menilai kebenaran informasi yang mereka terima dalam lingkungan digital,” ungkapnya.

Dalam paparannya, Leo juga menyoroti rendahnya literasi digital di Indonesia, yang menjadikan hal itu sebagai tantangan besar.

“Berdasarkan data UNESCO tahun 2021, hanya 1 dari 1.000 orang di Indonesia yang memiliki minat membaca, bahkan hoaks kerap kali disebarkan oleh mereka yang tidak paham akan validitas informasi yang dibagikan,” terangnya.

Oleh karena itu, selain meningkatkan keterampilan membaca, Diskominfo menekankan pentingnya literasi digital untuk membantu masyarakat memahami informasi secara lebih kritis.

Dinas Kominfo juga menggarisbawahi meningkatkan literasi digital bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga keluarga dan masyarakat luas.

Generasi (Gen) Z menjadi sasaran utama dalam program ini, mengingat tingginya tingkat aktivitas mereka di media sosial dan kebutuhan akan eksistensi digital.

“Dengan mendidik dan melibatkan Gen Z sebagai duta literasi digital, diharapkan mereka dapat menjadi Duta yang bisa mengedukasi orang tua, saudara, dan teman-temannya, yang pada akhirnya dapat berkontribusi dalam membangun budaya literasi digital yang lebih kuat di Indonesia,” harapnya.

Selain meluncurkan kampanye Babel Semakin Cakap Digital yang sudah berjalan sejak setahun lalu melalui Bidang IKP, Dinas Kominfo Provinsi Babel juga membangun platform bacayuk.id sebagai wadah media bersama.

“Kemarin, kami berkolaborasi dengan berbagai instansi vertikal dan masyarakat untuk menciptakan media yang dapat diakses oleh seluruh elemen masyarakat. Sebanyak 80 instansi turut serta dalam menyediakan siaran pers resmi, sehingga platform ini menjadi rujukan terpercaya bagi masyarakat,” sebutnya.

bacayuk.id hadir untuk mengatasi maraknya berita hoaks yang sering muncul di ruang publik. Melalui media ini, masyarakat dapat memperoleh informasi yang telah diverifikasi secara akurat.

“Kami berharap platform ini dapat membantu meningkatkan literasi digital masyarakat, khususnya dalam memilah informasi yang benar dan menepis kabar bohong,” pungkasnya. (*)

Sumber: Dinas Kominfo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *