BANGKA BARAT—Desa Pusuk Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selalu menjadi tujuan favorit para pecinta durian setiap musim “Si Raja Buah” setiap tahunnya.
Ratusan pohon durian di kebun masyarakat setempat siap menyambut para pengunjung di “kelekak” dengan buah durian matang jatuhan atau jatuh dari pohon.
Para pemburu durian tidak perduli kondisi jalan tanah kuning becek yang harus dilewati menuju kebun durian, yang bisa membuat sepeda motor atau mobil bagusnya menjadi kotor. Yang penting, pulang ke rumah bisa membawa puluhan buah durian.
Selain itu bila berkunjung langsung ke kebun, mereka bisa menyantap buah durian segar yang baru jatuh dari pohon secara gratis, sebelum tawar menawar untuk membeli dilakukan.
Desa Pusuk setiap musim durian ramai dikunjungi masyarakat dari luar daerah, dengan mengendarai mobil dan sepeda motor.
Aad Tirta Fujaka, salah seorang PNS di Pemda Bangka Barat kerap berburu durian langsung berkunjung ke kebun.
“Kalau berkunjung langsung itu kan kita bisa makan durian jatuh yang masih segar. Bagi saya warna tidak masalah mau kuning atau putih, yang penting rasanya,” jelas pria yang akrab disapa Jaka ini saat berkunjung ke kebun warga Desa Pusuk, Rabu ( 25/12/2024 ).
Jaka biasanya tidak pilih – pilih durian jenis apa yang akan dia beli. Baginya setiap biji buah durian tidak boleh disia – siakan, karena bisa diolah menjadi bubur dicampur kacang hijau atau durian ketan.
“Kalau ibu saya semua durian tidak boleh disia – siakan. Semuanya enak kalau sudah diolah menjadi bubur kacang ijo atau pun air gula durian dimakan dengan ketan,” imbuhnya.
Di samping itu menurut Jaka, kalau beli langsung ke kebun, harga buah durian bisa jauh lebih murah, bila dibandingkan dengan harga yang dijual di pasaran, terutama di Kecamatan Mentok.
“Di sini lebih murah lah. Di Mentok kan hanya beberapa biji harganya sudah ratusan ribu, itupun kualitasnya belum tentu bagus,” ujarnya.
Keunikan buah durian Desa Pusuk terletak dari keragaman jenis, sehingga beragam pula tekstur dan cita rasa buahnya, dari rasa manis hingga agak pahit, bahkan terasa kental.
Adi ( 45 ) warga Desa Pusuk pemilik kelekak durian bisa mengantongi cuan jutaan rupiah, bila pengunjung datang memborong duriannya langsung ke kebun.
“Hari ini puluhan buah durian dari kebun saya semua. Kalau nggak diambil pemesan, tengkulak siap mengambilnya,” ujar Adi yang sejak musim durian menginap di pondok kebunnya.
Tujuan warga menginap di kebun agar setiap buah yang jatuh bisa langsung dikumpulkan, dan siap dijual kepada tengkulak atau pun pembeli yang datang berkunjung.
Setiap pengunjung yang datang, selain disuguhi durian juga dihidangkan kopi panas yang bisa diseruput dengan nikmat di sela obrolan dan senda gurau.
Asmawi, pemilik kebun durian di Desa Pusuk mengatakan, rata – rata usia pohon durian di desanya sudah puluhan tahun. Pria yang sudah berusia 90 tahun tapi masih sehat ini mengatakan, durian yang dinikmati anak cucunya sekarang berusia kurang lebih 50 puluhan tahun.
“Kalau pohon durian usang itu usianya sudah seratusan tahun, sudah mati pohonnya. Pohon durian di kebun saya kurang lebih 40 atau 50an tahun,” katanya.
Menurut Asmawi, musim durian kali ini buahnya tidak terlalu banyak seperti musim sebelumnya. Penyebabnya, pergantian musim kemarau ke musim penghujan membuat kembang buah durian banyak yang rontok.
“Tahun ini bunganya banyak sebenarnya tapi banyak yang rontok. Mungkin karena pergantian musim,” ujar Asmawi. ( SK )
Sumber : Portadutaradio.
Musim Durian di Bangka Barat, Desa Pusuk Jadi Favorit
