Ruwah di Desa Pusuk Dijejali Ribuan Pengunjung, Kades Siapkan Strategi Atasi Kemacetan

Suasana arus lalu lintas macet di jalan utama Desa Pusuk, Kecamatan Kelapa saat acara ruwah, Minggu ( 2/2 ). Foto: SK.

BANGKA BARAT — Desa Pusuk, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat menjadi desa pembuka yang pertama kali melaksanakan pesta adat tradisi ruwah menyambut bulan Ramadhan tahun 2025 yang digelar pada Minggu ( 2/2/2025 ).

Hal ini membuat pengunjung yang datang ke Desa Pusuk membludak mencapai ribuan orang, menyebabkan kemacetan arus lalu lintas di jalan utama desa.

Selain silaturahmi ke rumah – rumah warga sambil menyantap berbagai hidangan yang disajikan tuan rumah, ruwah di Desa Pusuk juga diisi dengan kegiatan khatam Al Quran anak – anak TPA dan tradisi nganggung di masjid.

Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas saat ruwah berlangsung, Kepala Desa Pusuk Khoiri mengatakan, pihaknya telah membentuk panitia, yang juga melibatkan seluruh pemuda serta masyarakat.

“Kita ada panitia dan melibatkan hampir seluruh masyarakat yang mengatur arus lalu lintas di Desa Pusuk,” jelas Khoiri.

Salah satu strateginya, pengunjung hanya boleh parkir kendaraan roda empat di salah satu sisi jalan saja, sehingga tidak menghambat arus pengunjung yang ingin pulang.

Hal ini setidaknya bisa sedikit membantu mengucai kemacetan.Sebab menurut Kades, pengunjung yang datang ke Pusuk diperkirakan berjumlah ribuan orang yang membawa kendaraan roda dua dan roda empat.

“Jumlah pengunjung ribuan dari berbagai daerah di Bangka ini.
Jadi bukan hanya Bangka Barat saja, hampir seluruh kabupaten di Bangka ini hadir,” ujarnya.

Namun tidak seperti tahuh sebelumnya, acara khatam Qur’an tahun ini hanya diikuti 9 orang anak – anak TPA, menurun bila dibandingkan tahun lalu yang mencapai 25 anak.

“Mungkin ada anak yang baru lulus TPA masih malu – malu dan mungkin kurang juga minatnya. Tapi ke depan saya ingin dari guru – guru TPA se Kecamatan Kelapa mungkin akan saya hadirkan lebih meriah dari tahun ini,” kata Khoiri.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangka Barat Muhammad Ali yang turut hadir pada acara Khatam Qur’an di Masjid Nurul Falaah Desa Pusuk meminta agar acara ini dievaluasi lagi agar ke depan bisa dikemas lebih menarik.

“Karena kalau bicara ruwahnya jangan ditanya tadi bisa ribuan yang datang. Tapi kan acara inti dikemas yang lebih baik lagi seperti kita bisa melihat misalnya Desa Rajek, Desa Belar, Desa Ranggi Asam yang hampir mirip,” kata Ali yang juga menyebut Pemda Bangka Barat membantu Rp15.000.000 untuk event ini.

Menurut dia ada perbedaan antara acara khataman Qur’an yang sifatnya keagamaan dengan acara yang sifatnya kebudayaan. Karena itu ia minta agar ruwah di Desa Pusuk ditambah lagi dengan atraksi budaya agar lebih meriah lagi.

“Yang kebudayaan punya ciri khas kebudayaan. Kalau hanya keagamaan kami tidak bisa memfasilitasi. Kalau ada arak – arakan dengan ciri khas misalnya digabung juga dengan sunatan massal, sunat dulu khatamnya malam, sehingga juga tidak menunggu lama orang – orang yang hadir di sini dengan atraksi rebana hadrah mengelilingi kampung.
Itu sangat luar biasa,” katanya. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *